Sejarah Masjid Jendral Sudirman

Berdirinya Masjid Jendral Sudirman di Pusat ekonomi dunia ini setelah melalui sebuah perjalanan panjang dari para pemrakarsanya sampai ahirnya masjid ini berdiri. Berawal dari sebuah mushola di basement Gedung Wisma Metropolitan 1 serta beberapa mushala-mushala kecil lainnya yang tersebar di pelbagai gedung di sekitarnya, impian untuk sebuah masjid besar sebagai sentral aktivitas ummat mencuat.

Mushala di basement itu hanya berkapasitas 1000 lebih dan tidak mampu menampung jamaah Jum’at yang membludak. ratusan orang terpaksa berdiri, sampai keluar basement. Hingga PT Jakarta Land, pengelola WTC, pun membuatkan tenda-tenda sementara setiap Jum’at. Ketua Pengurus Harian Masjid Jenderal Sudirman sekarang, Muhammad Iskandar Umar, yang saat itu aktif sebagai Ketua Badan Dakwah Islamiyah (BDI) TOTAL E&P Indonesie bersama kawan-kawan sepemikiran dari PermataBank, dibentuk Forum Silaturrahim sebagai wadah bertukar pikiran antara organisasi keislaman di tiap perusahaan seperti Badan Dakwah Islmiyah (BDI), Kerohanian Islam (ROHIS), Kelompok Studi Islam (KSI) dan membentuk Yayasan Masjid Raya Metropolitan,

Yayasan Masjid Raya Metropolitan dengan para tokoh seperti Try Sutrisno,  Hoesein Soeropranoto, Fuad Bawazier, Ismail Sofyan, selalu mendorong dan berjuang agar pembangunan Masjid disegerakan. Pada tanggal 23 Desember 2012 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Wisma Metropolitan yang dilakukan oleh Nasruddin Umar selaku Wamen Agama waktu itu bersama dengan Jend. Purn. Try Sutrisno sebagai Pembina Yayasan dan Murdaya Poo (Owner PT. Jakarta Land).